KDM Menerapkan filosofi Gapura Panca Waluya untuk Jawa Barat Istimewa.

 KDM Menerapkan filosofi Gapura Panca Waluya untuk pendidikan.



    Gapura Panca Waluya. dengan ajaran menanamkan lima nilai utama yaitu, Cageur meliputi Kesehatan fisik dan mental, Bageur meliputi Moralitas dan etika yang baik, Bener meliputi Kejujuran dan integritas dan Pinter meliputi Kecerdasan intelektual serta Singer meliputi Kreativitas dan keterampilan

Kepemimpinan modern dalam ukuran dan skala demokrasi, dan kontekstulaisasinya dalam “zaman konten” yang serba digital dimana persepsi dan citra politik sangat dipengaruhi oleh media sosial sebagai alat baru yang serba cepat dan terbuka. Kerananya, memotret KDM adalah memotret model kepemimpinan yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal, kepemimpinan modern di era digital.

Anomali Prinsip “Berani karena benar”

Tidak banyak orang yang berani meskipun benar. Sebaliknya banyak orang yang takut padahal benar. Ada juga orang berani meskipun salah. Kerana kesalahan seringkali dapat ditukar dengan sejumlah uang dan kekuasaan untuk dinyatakan benar. 

Di dalam layar-layar smartphone dan beranda platform media sosial  lalu lintas konten saling bertabarakan anatar “yang benar” dan “yang salah”. Menit ini dipuji dan pada menit yang sama dicaci. Seleksi terhadap konten yang kredibel dan abal-abal tidak lagi jelas. Karena itu, membaca aneka konten yang mengandung narasi tertentu memerlukan “alat baca” yang tepat dan kredibel.

Analisis Wacana Kritis

Dalam era digital, media sosial menjadi ruang utama untuk menyampaikan opini, menyebarkan informasi, dan membentuk wacana publik. Namun, tidak semua yang beredar di media sosial dapat dipercaya begitu saja harus disaring dengan berfikir bijak dan melihat refrensi sumber.

Kepemimpinan Profetik

Dalam ungkapan yang mudah, kepemimpinan adalah “an influence relationship among leaders and followers who intend real changes and outcomes that reflect their shared purposes”. Artinya kepemimpinan merupakan usaha untuk mempengaruhi hubungan antara pemimpin dan para pengikut yang menginginkan perubahan dan hasil nyata yang mencerminkan tujuan bersama mereka. 

Sedangkan makna “profetik” dalam ilmu sosial pertana kali dikenalkan oleh ilmuan sosial Kuntowijoyo melalui gagasannya mengenai pentingnya ilmu sosial transformatif yang disebut ilmu sosial profetik. Ilmu sosil profetik tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberi petunjuk ke arah mana transformasi dilakukan, untuk apa, dan oleh siapa. 

Ilmu sosial profetik mengusulkan perubahan berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu (dalam hal ini etik Islam), yang melakukan reorientasi terhadap epistimologi, yaitu reorientasi terhadap made of tought dan made of inquiry bahwa sumber ilmu pengetahuan tidak hanya dari rasio dan empirik, tetapi juga dari wahyu. Maka berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa profetik itu merujuk pada suatu sifat kenabian.

Dalam kepemimpinan KDM, banyak narasi yang bersumber dari nilai-nilai keagamaan Islam dan kebudayaan Sunda menjadi sumber dan inspirasinya. Secara epsistemologis, KDM, disadari atau tidak, tengah menjalankan “kepemimpinan profetik” yang jika ditelusuri secara historis meneladani bagamana para nabi dalam memerankan kepemimpinannya. 

Sikap berani dalam “melawan” kedzaliman dan ketidakbenaran dapat tergambar pada sikap para nabi. Nabu Muhammad SAW menunjukkan keberanian pada dominasi elit Quraish yang sangat dominan pada pengelolaan ekonomi. 

Elitisme suku Quraish telah menyebabkan ketidakadilan ekonomi dan kesengseraan kaum mustadafin. Begitu juga dengan kepemimpinan nabi Musa yang berani menentang kedzaliman Fir’aun.

Salah satu karakter mendasar dari kepemimpinan profetik adalah sikap berani terhadap penegakan kebenaran dengan dukungan keyakinan atas nilai-nilai kewahyuan dan leluhur. 

 

Dengan cara ideologi sejarah KDM ingin membawa Jawa Barat Istimewa

Memadukan krakteristik dari Kisah Kejayaan Kerajaan Sunda

Keberhasilan Prabu Siliwangi dalam membangun kerajaannya hingga mencapai puncak kejayaan menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin yang visioner dan berkomitmen untuk kesejahteraan rakyatnya. Kisah tentang kepemimpinan Prabu Siliwangi ini masih dikenang dan dijadikan inspirasi bagi generasi masa kini tentang pentingnya kebijaksanaan dan keberanian dalam menghadapi tantangan yang datang.

Penjaga Tradisi dan Budaya Sunda

Selain dikenal sebagai pemimpin yang tangguh dalam peperangan, Prabu Siliwangi juga memiliki peran penting sebagai penjaga tradisi dan budaya Sunda. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Sunda tidak hanya berkembang dalam hal kekuatan militer dan ekonomi, tetapi juga mengalami kemajuan pesat dalam bidang kebudayaan. Kisah Legenda Prabu Siliwangi menonjolkan peran sentralnya dalam melestarikan dan mengembangkan seni serta budaya yang menjadi identitas masyarakat Sunda.

Warisan Abadi Sang Raja

Prabu Siliwangi tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan berani dalam menghadapi musuh, tetapi juga sebagai sosok yang meninggalkan warisan abadi bagi rakyatnya dan budaya SundaKisah Legenda Prabu Siliwangi yang telah bertahan hingga hari ini, menjadi simbol dari seorang pemimpin yang senantiasa memprioritaskan kepentingan rakyatnya dan menjaga warisan leluhur dengan sepenuh hati. Warisan ini menjadi inspirasi bagi banyak generasi, terutama dalam hal kepemimpinan, kebijaksanaan, dan ketekunan.

Pelajaran dari Kisah Prabu Siliwangi

Kisah Prabu Siliwangi bukan hanya sebuah narasi sejarah yang menarik, tetapi juga menyimpan berbagai pelajaran berharga yang relevan untuk kita semua, terutama dalam hal kepemimpinan, ketahanan, dan pelestarian budaya. Warisan yang ditinggalkan oleh Prabu Siliwangi menawarkan wawasan yang mendalam tentang apa yang berarti menjadi seorang pemimpin sejati. Berikut adalah beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari kisah legendaris ini:

1. Kepemimpinan dengan Kebijaksanaan

Prabu Siliwangi menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya bergantung pada kekuatan militer atau kekuasaan, tetapi juga pada kebijaksanaan dan kearifan. Selama masa pemerintahannya, ia mengutamakan kebijaksanaan dalam setiap keputusan yang diambil. Dari pembangunan infrastruktur yang memajukan ekonomi hingga pelestarian budaya yang menjaga identitas, setiap langkahnya mencerminkan pertimbangan mendalam dan visi jangka panjang.

Pelajaran yang bisa diambil adalah pentingnya menggunakan kebijaksanaan dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu melihat lebih jauh daripada sekadar masalah yang ada saat ini dan membuat keputusan yang bermanfaat untuk masa depan.

2. Ketahanan dalam Menghadapi Tantangan

Prabu Siliwangi menghadapi berbagai tantangan berat, termasuk invasi dari Kerajaan Demak. Meskipun dalam situasi yang sangat sulit, ia tidak pernah menyerah. Alih-alih, ia menggunakan kecerdikan dan strategi gerilya untuk melawan musuhnya.

Pelajaran dari sini adalah ketahanan dan kekuatan mental dalam menghadapi tantangan. Tidak peduli seberapa besar masalah yang dihadapi, penting untuk tetap teguh dan mencari solusi inovatif. Ketika kita menghadapi kesulitan, kita harus tetap berfokus pada tujuan dan terus berjuang meskipun rintangan tampak tak teratasi.

3. Pelestarian Budaya sebagai Prioritas

Salah satu aspek paling mencolok dari kepemimpinan Prabu Siliwangi adalah dedikasinya untuk melestarikan budaya Sunda. Ia memastikan bahwa seni tradisional, seperti wayang golektari, dan musik gamelan, terus berkembang dan dihargai.

Pelajaran yang dapat diambil adalah pentingnya melestarikan budaya dan tradisi. Budaya adalah bagian dari identitas suatu masyarakat dan harus dilindungi dan diwariskan ke generasi berikutnya. Sebagai pemimpin atau individu, menjaga warisan budaya kita tidak hanya menghormati sejarah tetapi juga memperkuat jati diri komunitas kita.

4. Kepedulian terhadap Kesejahteraan Rakyat

Prabu Siliwangi dikenal karena kepeduliannya yang mendalam terhadap kesejahteraan rakyatnya. Ia berusaha untuk memastikan bahwa semua kebijakan dan tindakan pemerintahannya berpihak pada kesejahteraan rakyat.

Pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa kepedulian terhadap rakyat adalah inti dari kepemimpinan yang baik. Seorang pemimpin yang peduli dengan kebutuhan dan kesejahteraan rakyatnya akan mendapatkan dukungan dan kepercayaan yang kuat dari mereka. Kepemimpinan bukan hanya tentang kekuasaan tetapi juga tentang mendengarkan dan merespons kebutuhan orang-orang yang dipimpin.

5. Integritas dan Konsistensi

Prabu Siliwangi menunjukkan integritas dan konsistensi dalam segala tindakannya. Ia tetap setia pada prinsip-prinsip yang diyakininya, baik dalam aspek pemerintahan maupun dalam pelestarian budaya.

Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa integritas dan konsistensi adalah kualitas penting dalam kepemimpinan dan kehidupan sehari-hari. Memiliki prinsip dan tetap berpegang pada nilai-nilai tersebut, meskipun menghadapi tekanan atau perubahan, adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan penghormatan dari orang lain.

6. Menjadi Teladan bagi Generasi Berikutnya

Sebagai sosok legendaris, Prabu Siliwangi tidak hanya dikenang karena prestasi dan keberaniannya, tetapi juga karena ia menjadi teladan bagi generasi berikutnya. Kisahnya mengajarkan nilai-nilai kepemimpinan yang ideal dan prinsip-prinsip yang patut ditiru.

Pelajaran dari sini adalah pentingnya menjadi teladan dalam kehidupan kita. Baik dalam kapasitas pribadi maupun profesional, tindakan kita dapat mempengaruhi orang lain dan membentuk nilai-nilai yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya. Menjadi teladan yang baik adalah cara untuk meninggalkan warisan positif yang akan dikenang dan dihargai.

 

Sumber: *) Oleh : Abdul Mukti Ro’uf, Dosen Filsafat dan Pemikiran Islam di Magister Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fuad Hasan fokus 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KDM dan harapan masyarakat Jawa Barat.

HUKUM JUAL BELI SISTEM DROPSHIP